Saat-saat akhir semester 1 adalah waktunya untuk sebuah acara akbar dari program kerja ROHIS yang menggunakan fasilitas keindahan alam sebagai sarana perbaikan diri yaitu Tafakur Alam (TA, read: te'a). Berbicara tentang sebuah acara sarat dengan makna dan hikmah yaitu tafakur alam, mungkin tidak cukup halaman-halaman di blog ini menuliskan seluruh manfaat yang bisa didapatkan dari acara tersebut. Dari awal, dari pertama kali pembentukan kepanitiaan pun kita akan mendapatkan berbagai hikmah yang bisa menempa diri kita menjadi lebih baik. Konflik dan perbedaan pendapat sering terjadi juga sebagai bahan pembelajaran bagi diri kita. Bahkan permasalahan komunikasi jadi seperti penyakit yang tak ditemukan obat penawarnya. Insya Allah dengan keikhlasan dan keteguhan hati kami untuk membimbing adik kelas X menjadi pribadi yang berkualitas bisa terwujud. Akan tetapi dalam hal ini bukan hanya peserta yang jadi objek, tetapi seluruh aspek yang terlibat ialah objek dari perbaikan dalam tafakur alam ini. Dari alumni, panitia, pembina, peserta seluruhnya terlibat dalam acara ini. Mutaba'ah yang mengukur kualitas ibadah jadi sebuah pedoman untuk menyeleksi prajurit-prajurit tafakur alam.
Dingin yang menusuk hingga ke tulang pun tidak mengalahkan kekuatan dan keteguhan hati kami, dan justru meningkatkan ukhuwah islamiyah diantara kami. Hujan turun dan angin yang berhembus membuat tubuh ini bergetar baik ke arah vertikal maupun horizontal tak mematahkan semangat kami, justru meningkatkan keimanan kami dan kami seperti diperkenalkan dengan kuasaNya di dalam alam. Ayat-ayat kauniyah yang terhampar dari guning yang indah dengan hiasan kabut putih yang menawan, sawah hijau yang tersusun rapi, sungai yang mengalir deras menjadi suplemen untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kami kepada Allah SWT. Ketika seluruh baju dan jaket yang kita bawa basah oleh guyuran air hujan pun jadi penambah ukhuwah diantara kami ketika kami saling berbagi jaket, sweater, dan alat yang bisa menghangatkan tubuh lainnya. Koordinasi ikhwan-akhwat pun jadi sebuah hikmah bahwa dalam hidup ini komunikasi itu sangat penting untuk terjalinnya sebuah keteraturan. Malam hari ketika kantuk mulai menerpa, kami pun harus melakukan evaluasi untuk perbaikan diri kami, meluruskan niat kami yang mungkin sempat sedikit bengkok dan itu menjadi pelajaran untuk kami agar bersabar sebelum menerima hasil yang besar. Dan masukan, pendapat yang brillian dari pembina membuat kami bersemangat dan menjadi tahan untuk tidur. Puncaknya ketika pembina mengatakan bahwa kegiatan tafakur alam ini merupakan tafakur alam yang terbaik dan beliau mengatakan "memuaskan" yang membuat seluruh keletihan dan kantuk kami luntur dan tumbuh jadi sebuah semangat yang membara. Muhasabah dari ustad Fauzan pun jadi puncak emosional di diri ini, tetesan air mata yang lirih terdengar meluapkan seluruh emosi yang terpendam di dalam diri dan mata yang sembab serta hati yang sudah terperas menjadikan pembaruan dalam pribadi. Mungkin ini hanya seklumit hikmah yang luar biasa dalam kegiatan tafakur alam dan sebenarnya masih banyak yang bisa disampaikan , tapi ini sudah menggambarkan keseluruhan dari kegiatan tafakur alam.
Itu adalah tulisan tugas dari murobbi gua saat ini yaitu ka galuh, walaupun kurang terperinci semoga bisa membangkitkan kenangan kita tentang kegiatan tafakur alam. Dan mungkin sudah ada ruang di dalam long term memory di otak kita untuk tafakur alam.
TAKBIR!!!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar