Duka akh Dijay

Author: Tyoncom /

Ehem…memang kembali kita diingatkan oleh kejadian-kejadian yang insya Allah akan memberikan hikmah kepada diri kita untuk selalu ingat bahwa takkan selamanya kita hidup di dunia yang fana ini.
Kami telah menentukan kematian di antara kamu dan Kami sekali-sekali tidak akan dapat dikalahkan, (QS 56:60)
Subhanallah luar biasa dahsyat kekuasaan Allah yang dengan mudah menghidupkan dan mematikan. Tak bisa diduga memang kapan kematian itu menghampiri orang terdekat kita yang sangat kita sayangi atau bahkan menghampiri diri kita sendiri yang mungkin tak berbekal apapun untuk menghadapi akhirat. Tak bisa, tak bisa kita lakukan apapun karena itu memang sudah kehendak-Nya.
Sabtu, 8 Mei 2010 duka itu menghampiri akh Dijay (ex-murabbi ogut) ketika ayahanda tercintanya dijemput oleh sang malaikat izrail untuk menghadap rabb. Hari yang sama dengan pengumuman hasil SIMAK UI yang diikuti oleh akh Dijay yang bercita-cita menjadi seorang dokter. Mungkin ada jalan lain yang terbaik untuk akh Dijay dimana ia harus menahan keinginannya berkuliah di fakultas kedokteran UI, karena tak lolos SIMAK UI dan berharap pada tes-tes berikutnya. Luar biasa, hari itu akh Dijay seakan diuji oleh Allah dengan cukup berat ketika sang surya tepat berada di atas dan siang itu mungkin terakhir kalinya akh Dijay dibelai kasih oleh sang Ayah. Yahh… “Innalillahi wa inna lillahi ra’jiun” sang Ayah dari akh Dijay wafat siang itu. Tak bisa terbayangkan oleh ogut rasa pedih, sakit, sedih yang mungkin dialami oleh setiap manusia ketika kehilangan orang yang sangat dicintai dan disayanginya. Ujian berat ketika hati kecewa melihat hasil dari SIMAK UI plus ditambah kehilangan orang yang disayangi memang menghujam hati ini. Ketika kita kehilangan orang yang kita cintai, seakan terbesit kenangan-kenangan indah bersamanya juga pasti teringat kesalahan-kesalahan yang kita lakukan kepada orang terkasih kita. Yah Allah memang akan menguji kita sesuai dengan standar keimanan kita, jadi tak mungkin ada cobaan yang tak dapat dilewati oleh kita. Dan tak mungkin kita masuk surga bila tak ada cobaan yang menghampiri diri kita.
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.(QS 2:214)
Lapangkan hati dengan menjadikan sebuah masalah menjadi titik balik dalam hidup kita dan terus menerus menjadikan setiap hari kita menjadi pribadi yang lebih baik merupakan siasat yang bagus untuk hidup kita kedepan. Yakinilah, karena sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.(QS 94:5-6)
Dua ayat dari Al Insyirah yang mengemukakan tentang hal itu membuktikan bahwa kita tidak perlu larut dalam kesulitan yang mendera karena sesungguhnya Allah telah menyiapkan kemudahan pada diri kita. Dan terakhir, hanya do’a yang bisa mengantar sang Ayahanda ke tempat peristirahatan yang terakhir.
“Turut Berduka Cita atas wafatnya Ayahanda dari Dimas Febrian Purnomo”
Insya Allah do’a antum kepada orang tua antum akan terus mengalir, karena salah satu dari amalan yang tidak terputus adalah “anak yang shaleh yang selalu mendo’akan kedua orang tuanya”. Amin

0 komentar:

Posting Komentar